Minggu, 10 April 2011

NATO Salah Tembak Tapi Menolak Meminta Maaf

Lebanon, (10/04)     Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan tidak akan meminta maaf karena telah salah menembak tank-tank milik pasukan revolusioner di Libya timur. IRNA melaporkan, Russ Harding, Wakil Komandan NATO di Libya, Jumat (8/4) dalam konferensi pernya mengatakan, NATO sebelum operasi yang digelar hari Kamis (7/4), tidak mengetahui bahwa pasukan revolsioner juga menggunakan tank dalam pertempurannya melawan militer pro-diktator Muammar Gaddafi. 

Dikatakannya, "Tugas kami adalah menjaga nyawa warga sipil dan pasukan pro-Gaddafi biasanya menggunakan tank untuk menyerang warga." Di lain pihak, pasukan revolusioner Libya geram karena menjadi sasaran serangan NATO. Panglima pasukan revolusioner Libya, Abdul Fatah Younis sebelumnya telah menyatakan bahwa pihaknya telah mengumumkan pengerahan tank-tank milik pasukan revolusioner di garis depan medan tempur.Namun, Harding mengklaim bahwa kondisi antara kota Ajdabiya dan Brega, yang menjadi sasaran serangan udara NATO, sangat tidak jelas ditambah dengan kendaraan dan tank-tank yang bergerak ke segala arah. 

Ia mengklaim bahwa informasi yang diterima NATO menunjukkan bahwa tank-tank militer pro-Gaddafi menembaki warga sipil di kota Misratah dan pada hari Kamis (7/4) tank-tank tersebut bergerak di jalan-jalan.Pejabat tinggi NATO itu mengatakan, "Tampaknya serangan NATO Kamis itu telah merenggut nyawa sejumlah pasukan revolusioner yang berada dalam tank-tank. Namun saya tidak akan meminta maaf atas hal ini."(IRIB/Info Ops)