Jumat, 04 Februari 2011

Hosni Mubarak: "Saya Tidak Peduli Kata Orang"

 
Indo FPC-MICOM (4/2)     Presiden Hosni Mubarak tetap bersikukuh tidak mau lengser dari jabatan presiden yang telah diembannya lebih dari 30 tahun. Ia justru berkilah jika mundur, Mesir justru akan kacau.

"Kalau saya mundur hari ini, maka akan terjadi kekacauan. Saya tidak peduli dengan kata orang tentang saya. Saat ini saya peduli dengan negara saya," kata Mubarak dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi ABC Kamis kemarin, seperti dikutip Reuters, Jumat (4/2).

Pemerintah Amerika Serikat sendiri mencoba merayu Mubarak melalui pemangku utama pemerintahan Mesir agar presiden berusia 82 tahun itu mundur, agar tidak ada kerusuhan dan kekacauan di negara yang terkenal dengan warisan budaya dunia, Piramida.(Info Ops)

Pentingnya Peran Media Dalam Membentuk Opini (Rezim Mubarak Paksa Vodafone Kirim SMS Provokatif)

Naqoura (4/2)     Perusahaan Telekomunikasi Inggris, Vodafone, menyatakan bahwa pemerintah Mesir memaksa perusahaan ini untuk menyebarkan pesan pendek atau sms ke semua pelanggannya. Pesan pendek itu berisikan dukungan penuh atas rezim Mubarak. 
 
Vodafone memulai pengiriman sms ke semua pelanggannya sejak awal aksi demo massal di Mesir. Di antara pesan pendek tersebut adalah permintaan kepada para pendukung Mubarak supaya menghadapi para pengunjuk rasa.

Salah satu pesan pendek yang ada berisikan, "Pasukan keamanan Mesir meminta warga setia dan jujur supaya menghadapi para pengkhianat dan membela bangsa dan kemuliaan negara ini."

Menyusul pengiriman pesan pendek itu, perusahaan Vodafone mengeluarkan stetemen pada hari Kamis (3/2) yang isinya menentang pesan pendek yang bersisikan provokatif tersebut. (IRIB/Info Ops)

Israel Akui Mesir Tangkap Seorang Agennya

Naqoura (4/2)   Menyusul ditangkapnya seorang agen rezim Zionis Israel di Mesir, sumber-sumber pemberitaan mengutip para pejabat rezim ini, Israel tengah berusaha membebaskan beberapa agennya yang ditahan dalam bentrokan yang terjadi antara rakyat Mesir dengan pasukan keamanan Mesir.
 
Menurut laporan IRNA, Kementerian Luar Negeri Israel kemarin (Kamis, 03/2) mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengakui bahwa pasukan keamanan Mesir telah menahan seorang Israel dalam bentrokan hari Kamis. Pada hari itu terjadi bentrokan hebat antara warga Mesir yang tengah melakukan aksi demonstrasi dengan kaki tangan rezim Mubarak.

Media-media Israel saat mempublikasikan berita ini juga mengungkapkan bahwa sehari sebelumnya, (Rabu, 02/2) pasukan keamanan Mesir juga menangkap tiga wartawan dan seorang pemandu turis Israel di Kairo.

Sumber-sumber pemberitaan Israel mengatakan bahwa mereka yang ditangkap pihak keamanan Mesir masuk ke Israel tanpa mendapatkan visa dari Kedutaan Besar Mesir di Tel Aviv. Sebelumnya sumber-sumber pemberitaan juga telah mengkonfirmasikan masuknya agen-agen dan komando Israel di tengah-tengah para demonstran, bahkan disebutkan juga mereka yang mengatur aksi penyerangan ke Museum Nasional Mesir di hari pertama bentrokan di Bundaran Tahrir, Kairo. (IRIB/Info Ops)

4 Februari Dalam Lintasan Sejarah

Imam Ridha Syahid
 
1229 tahun yang lalu, tanggal 30 Safar 203 Hijriah: Imam Ali bin Musa as atau lebih dikenali dengan Ridha merupakan keturunan dari Rasulullah saw gugur syahid. Imam Ridha lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah. Beliau menjadi imam setelah ayahnya Imam Musa Kazim as gugur syahid. Beliau dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.

Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marw, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan besar. Meskipun pada lahirnya Makmun melantik Imam Ridha menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya dia berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya sendiri. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.