Sabtu, 29 Januari 2011

Kedubes Mesir Untuk Indonesia Di Unjuk Rasa

 Naqoura (29/1)      Kedutaan Mesir di Indonesia dipadati para pengunjuk rasa pada hari Jumat (28 /1/2011. Demonstrasi itu digalang oleh VOP (Voic of Palestine) Jakarta dalam rangka mendukung para demonstran Mesir untuk meruntuhkan rezim Hosni Mubarak. 
 
VOP dalam sebuah statemennya menyatakan, "30 tahun rakyat Mesir di bawah kekuasaan diktator Hosni Mubarak. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Mubarak melanggengkan kekuasaannya dengan melakukan tekanan politik, penindasan dan pelanggaran HAM terhadap rakyatnya sendiri. Hal ini dikarenakan Mesir adalah proxy AS dan Israel di kawasan Arab yang menjaga kelanggengan kepentingan AS dan penindasan Israel atas Palestina."

Bagian statmen lainnya menyebutkan, "Aksi unjuk rasa depan Kedubes Mesir ini bertujuan memberikan dukungan moril kepada rakyat Mesir, sekaligus belasungkawa atas para martir keadilan yang gugur di sana. Kami meminta otoritas Mesir untuk menghargai hak-hak manusia dalam menangani gejolak politik Mesir dan menghormati kehendaknya rakyatnya." (IRIB/Info ops)

29 Januari Dalam Lintasan Sejarah

Jean-Philippe Rameau Lahir
Tanggal 29 Januari tahun 1693, Jean-Philippe Rameau, seorang musisi terkenal Perancis, terlahir ke dunia di kota Dijon. Ayahnya, Jean Rameau adalah seorang pemain organ di beberapa gereja di Dijon. Dia mengajarkan musik kepada semua anak-anaknya, termasuk Jean-Philippe. Bahkan, Jean-Philippe menguasai not balok sebelum dia bisa membaca. Jean-Philippe kemudian juga menjadi pemusik di gereja-gereja Perancis. Karya-karya musiknya antara lain berjudul Laboravi clamans, yang dibuatnya tahun 1722 dan In Convertendo yang dibuatnya antara tahun 1713 hingga tahun 1715.

Libanon Terancam Perang Saudara Sunni-Syiah

Naqoura (28/1)       Protes jalanan membara kota Bairut 25-jan-2011. Menyusul jatuhnya PM Saad Hariri dari kelompok sunni digantikan Najib Mikati dari kelompok syiah. Protes pendukung Hariri meneriakkan yel-yel “Saad…Saad”, sambil menyerang mobil van yang diduga milik stasiun TV Aljazeera, serta menyerang para reporter. Gerakan protes anarkis diduga sebagai ungkapan kecemasan atas  naiknya Perdana Mentri dukungan hizbullah, kelompok syiah yang dibecking Syiria dan Iran. Sementara para demonstrator menginginkan Saad Hariri tetap duduk di pucuk pimpinan negara dengan dukungan Saudi dan Amerika.