Kamis, 30 Juni 2011

Kairo Bergolak Kembali, 60 Luka-Luka

Lebanon (29/06)          Sedikitnya 60 orang luka-luka akibat bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa di kota Kairo, Mesir pada hari kedua.
 
Bentrokan baru pecah pada Rabu pagi (29/6) di pusat kota Kairo setelah polisi antihuru-hara menembakkan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa, yang menuntut eksekusi mantan Menteri Dalam Negeri Mesir Habib al-Adly.

Pasukan keamanan dikerahkan di dekat gedung Kementerian Dalam Negeri Mesir di sekitar Bundaran Tahrir pada Selasa, AFP melaporkan. Keluarga korban tewas revolusi Mesir juga sudah mulai berkumpul di di depan gedung televisi negara, menyerukan pemerintah sementara untuk menyeret pembunuh anggota keluarga mereka ke pengadilan.

Penjara Zionis Israel

Lebanon (29/06)           Ulah Zionis Israel tidak pernah berhenti di bumi Palestina. Kini, Zionis Israel melarang keluarga-keluarga tahanan menjenguk anggota keluarga mereka yang ditahan di penjara Zionis Israel. Abd Al Naser Farwanah, pengamat asal Palestina menjelaskan, "Sebagian besar keluarga Palestina ditahan menjenguk anggota keluarganya di penjara Zionis Israel." 
 
"Sementara keluarga yang diizinkan menjenguk anggota keluarganya di penjara Zionis, akan mendapat pemeriksaan ekstra ketat, bahkan mereka mendapat perilaku kasar," jelas Farwanah. Belum lama ini, pasukan Zionis Israel memotong tangan seorang ibu Palestina yang tengah membesuk anaknya di penjara. Terkait hal ini, Ketua Komunitas Tahanan Palestina, Qadwarah Fares, menjelaskan, "Ketika Ibu Bilal Abbas membesuk anaknya di penjara Israel, para sipir Zionis Israel dengan ceroboh menutup pintu. Padahal tangan ibu Bilal Abbas itu masih ada di pintu tersebut. Akibatnya, tangan ibu Bilal Abbas terputus." Ini merupakan bentuk kezaliman Zionis Israel atas hak keluarga tahanan Palestina.

Israel Ancam Aktivis Freedom Flotilla II

Lebanon (29/06)       Di tengah upaya rezim Zionis Israel untuk menghentikan kedatangan armada bantuan internasional yang baru ke Jalur Gaza, Tel Aviv telah mengancam untuk menghadapi aktivis Freedom Flotilla II.
 
Berbicara pada sebuah program radio Zionis, Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman menyebut para peserta konvoi Armada Kebebasan II sebagai "aktivis keras" yang mencari pertumpahan darah. Ia mengancam akan menghadapi konvoi itu jika mendekati kawasan pesisir tersebut, AFP melaporkan pada Selasa (28/6).

"Jelas bahwa mereka yang berpartisipasi dalam armada itu adalah aktivis teroris yang keras," kata Liberman. "Tidak ada yang meragukan niat mereka. Mereka akan berada di atas beberapa kapal, tapi saya yakin kami akan mengatasi mereka," tegasnya.

Zionis: Iran, Suriah, dan Hizbullah Harus Dihancurkan dengan Cara Moderat

Lebanon (29/06)      Wakil Perdana Menteri Israel, Dan Meridor menyatakan, pemberantasan gerakan muqawama di kawasan merupakan kebijakan kolektif rezim Zionis dan Arab Saudi, seraya menekankan bahwa Iran, Suriah, dan Hizbullah, harus dikalahkan dengan kebijakan-kebijakan moderat. 
 
Farsnews melaporkan, Meridor menurut rencana akan berkunjung ke Paris hari ini (29/6) atas undang Kelompok Persahabatan Perancis-Israel di Senat dan Parlemen Perancis. Dalam wawancaranya dengan koran Figaro, Meridor ditanya soal kekhawatiran Israel terhadap kebangkitan rakyat di negara-negara Arab. Dikatakannya,"Revolusi Arab menuai kekhawatiran dan harapan di Israel. Kami mengetahui dengan baik bagaimana revolusi-revolusi tersebut dimulai, namun hingga kini kami tidak tahu bagaimana akan berakhir."

Menurut Meridor, di antara revolusi Arab, revolusi Mesir adalah yang paling menarik, karena revolusi tersebut tanpa kekerasan yang menyerukan slogan anti-Barat dan tidak dikoordinasi oleh lembaga politik apapun. Revolusi Mesir adalah revolusi yang sepenuhnya dilakukan oleh rakyat. Pelaksana revolusi itu adalah warga sipil. Pejabat Tel Aviv itu mengklaim bahwa bagi Israel revolusi Mesir memberikan angin harapan baru karena selama ini Israel belum menyaksikan demokrasi di dunia Arab.