Minggu, 10 April 2011

Lintasan Sejarah 9 April

TNI AU Lahir

TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya. pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.

Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.



Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Churen, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberap aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depo logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota,B-25 Mitchell,P-51 Mustang,AT-6 Harvard,PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU memiliki pesawat dari Uni Sovyet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, pembom TUPOLEV TU-2, dan pemburu LAVOCKHIN LA-11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan Dwikora.
TNI AU mengalami popularitas nasional tinggi dibawah dipimpin oleh KASAU Kedua Marsekal Madya TNI Omar Dhani awal 1960-an. TNI AU memperbarui armadanya pada awal tahun 1980-an dengan kedatangan pesawat OV-10 Bronco, A-4 Sky Hawk, F-5 Tiger, F-16 Fighting Falcon, dan Hawk 100/200


Leon Torotski Lahir

132 tahun yang lalu, tanggal 9 April 1879 Leon Torotski, salah seorang pemimpin revolusi Rusia terlahir ke dunia. Selama menjani masa-masa perjuangannya, ia sempat dua kali dibuang oleh penguasa Rusia ke Siberia dalam kasus yang berbeda. Dua kali pula ia berhasil keluar dari tempat pembuangannya. Pertama adalah ketika revolusi komunis Sovyet berkobar. Torotski saat itu ditangkap oleh Imperium Rusia dan dibuang ke Siberia. Ketika revolusi tersebut berhasil meraih kemenangannya pada tahun 1917, Torotski kembali ke Kremlin dan diangkat oleh Lenin sebagai Komisaris Urusan Luar Negeri. Setahun berikutnya, ia dipercaya menjadi Komisaris Urusan Perang Uni Sovyet. Selama menjabat sebagai pejabat urusan perang ini, Torotski sempat mengomandoi pasukan negaranya dalam Perang Dunia Pertama. Ketika perang selesai dan negaranya membuat perjanjian damai dengan Jerman, Torotski menginstruksikan tentara merah Sovyet untuk berkonsentrasi menumpas kelompok-kelompok perjuangan anti-revolusi di dalam negeri.

Saat Lenin meninggal dunia, Torotski bertarung memperebutkan posisi pemimpin Uni Sovyet dengan tokoh revolusi lainnya, yaitu Stalin. Dalam pertarungannya itu, Torotski menelan kekalahan dan pada tahun 1925, ia kembali diasingkan ke Siberia. Tahun 1929, ia berhasil melarikan diri ke Turki. Dari negara ini, Torotski melakukan petualangan ke sejumlah negara dunia. Akhirnya, saat ia tengah berada di Meksiko pada tahun 1948, Torotski tewas ditembak oleh orang-orang bersenjata yang disebut-sebut sebagai orang-orang suruhan Stalin.

Pembantaian Massal di Deir Yasin

63 tahun yang lalu, tanggal 9 April tahun 1948, terjadi pembantaian besar-besaran di kawasan pedesaan Deir Yasin, yang terletak di barat Baitul Maqdis. Saat itu, lebih dari 270 warga sipil Palestina yang tinggal di desa itu dibantai secara sadis oleh organisasi teroris Irgun. Organisasi Irgun adalah sebuah milisi di bawah pimpinan Menachem Begin, seorang tokoh fundamentalis Zionis yang kelak menjadi Perdana Menteri Israel. Akibat aksi teror menakutkan terus-menerus yang dilakukan tentara Zionis, sejumlah besar warga Palestina mengungsi ke kawasan-kawasan sekitar Palestina.

Georgia Merdeka

20 tahun yang lalu, tanggal 9 April tahun 1991, negara Georgia yang terletak di kawasan Kukasus memproklamasikan kemerdekaannya dari Uni Sovyet. Di awal-awal tahun masehi, Georgia secara bergantian dikuasai oleh Imperium Roma dan Persia. Pada tahun 654, kawasan ini dikuasai kaum muslimin. Kemudian, sejak abad 16 hingga 18, kerajaan-kerajaan kuat Iran dan Imperium Ottoman datang silih menguasai Georgia. Di akhir abad 18, kekaisaran Rusia yang saat itu merupakan kekuatan baru di kawasan Eropa datang menduduki Georgia. Ketika terjadi revolusi komunis di Rusia, Georgia sempat menikmati kemerdekaannya. Akan tetapi, tentara merah Uni Sovyet dengan segera mencaplok kembali Georgia. Akhir tahun 80-an, ketika kakuatan Sovyet mulai melewah, Georgia menyatakan diri sebagai negara merdeka. Negara Georgia memiliki luas wilayah 70 ribu kilometer ². Negara ini terletak di pesisir Laut Hitam, dan berrbatasan dengan Rusia, Azerbaijan, Armenia, dan Turki.

Baghdad Jatuh ke Tangan Sekutu

8 tahun yang lalu, tanggal 9 April tahun 2003, dalam aksi invasi AS dan sekutunya ke Irak, setelah bertahan sekitar 20 hari, Baghdad akhirnya jatuh ke tangan pasukan AS dan sekutunya. Jatuhnya Baghdad hanya dalam waktu yang sangat singkat mengejutkan banyak pengamat, karena tadinya, pasukan sekutu diprediksikan akan dilawan secara mati-matian oleh pasukan Garda Republik Irak. Setelah berhasil menguasai Irak, AS langsung mengklaim kawasan itu sebagai daerah pendudukan dan menempatkan ratusan ribu pasukannya di negeri 1001 malam itu.

Sayyidah Zainab Lahir

1427 tahun yang lalu, tanggal 5 Jumadil Awwal tahun 5 Hijriyah, Sayyidah Zainab, cucu Rasulullah Saw, putri Imam Ali a.s. dan Fathimah Az-Zahra s.a., terlahir ke dunia. Putri Imam Ali a.s. ini terkenal atas ketakwaan, ketinggian ilmu, kefasihan bahasa, dan keberaniannya dalam membela kebenaran.

Pada era pemerintahan Khalifah Yazid yang kejam dan despotik, saudara Sayyidah Zainab, Imam Husain a.s. menolak untuk berbaiat kepada khalifah zalim itu dan memilih melakukan perlawanan. Imam Husain beserta 72 anggota keluarga dan sahabatnya dikepung oleh ribuan orang pasukan Yazid di Padang Karbala.

Di antara anggota kafilah Imam Husain tersebut adalah Sayyidah Zainab dan dua putra beliau yang kemudian gugur syahid untuk membela Imam Husan. Di Iran, hari kelahiran Sayyidah Zainab djuga diperangati sebagai "Hari Perawat" untuk mengenang jasa beliau yang menjadi perawat dan pelindung para korban tragedi Karbala.