Rabu, 26 Januari 2011

Kepupusan Konspirasi Barat di Lebanon

Naqoura (26/1) Menyusul jatuhnya pemerintahan pimpinan PM Saad Hariri, Lebanon memasuki krisis baru. Krisis terbaru ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika Saad Hariri sejak awal bersedia mendengar suara dan imbauan dari kubu 8 Maret yang memintanya untuk bersikap independen, bukan mengekor kepada kebijakan Barat terutama AS. Keputusan Hariri untuk lebih mendengar suara AS daripada kubu-kubu politik dalam negeri disikapi tegas oleh Hizbullah dan koalisinya di kelompok 8 Maret. Mereka menarik 10 menteri dari kabinet dan seorang menteri lain yang ditetapkan oleh Presiden juga ikut mengundurkan diri. Pengunduran diri 11 Menteri secara konstitusional telah menjatuhkan keabsahan kabinet untuk melanjutkan tugas pemerintahan. Langkah 8 Maret adalah pesan terbuka kepada Hariri dan kelompoknya bahwa keputusan internal harus diambil di Lebanon bukan di Gedung Putih.
 

Sayid Hasan Nasrullah: Jangan Tikam Kami dari Belakang !!!


Naqoura (26/1)       Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hasan Nasrollah dalam pidatonya yang disampaikan pada Hari Arbain atau 40 Hari Kesyahidan Imam Husein as, kembali mengulas perkembangan terbaru di Lebanon. Dikatakannya, "Kita saat ini hidup dalam kondisi sulit dan sensitif. Untuk itu, kita membutuh perilaku dan pernyataan yang bertanggung jawab.
 
Menyinggung terpilihnya Najib Miqati sebagai perdana menteri Lebanon berdasarkan voting parlemen, Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, "Siapapun yang tidak mau berpartisipasi maka berikanlah kesempatan untuk pemerintah Miqati, walaupun hanya setahun. Setelah itu, silahkan untuk menghukumi pemerintahan tersebut. Adapun pengerahan massa ke jalan-jalan sama halnya dengan menolak aturan main demokrasi dan pergantian kekuasaan. Dengan kata lain, upaya itu sama halnya dengan mengatakan memilih saya atau tidak sama sekali."

Hizbullah Serukan Persatuan, Suporter Hariri Berulah Onar


Naqoura (26/1)     Hizbullah meminta Perdana Menteri baru Lebanon, Najib Mikati, membentuk pemerintahan persatuan nasional di saat para pendukung mantan perdana menteri Saad Hariri menebar keonaran.
"Hizbullah dan sekutu-sekutunya di Kelompok 8 Maret, yang meliputi Front Amal dan Gerakan Patriotik Bebas, akan mencoba membentuk sebuah pemerintahan persatuan nasional," demikian diungkapkan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayid Hassan Nasrullah.
"Rakyat Lebanon memiliki kesempatan nyata untuk bersatu tanpa ada istilah pemenang atau kalah," kata Nasrallah kemarin (25/1).
Pemerintah yang dipimpin oleh Saad Hariri dari Kelompok 14 Maret bubar pada tanggal 12 Januari lalu ketika para menteri dari Kelompok 8 Maret mengundurkan diri dari kabinet. Pengunduran diri itu sebagai protes menyangkut masalah penyelidikan Pengadilan Khusus untuk Lebanon (STL) atas kasus teror mantan perdana menteri Rafiq Hariri. Hizbullah berpendapat bahwa STL merupakan bagian dari plot AS-Israel untuk menyerang muqawama.
Nasrullah mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Druze, Walid Jumblatt, yang pekan lalu ia meyatakan akan mendukung Hizbullah dan aliansinya dalam perundingan di parlemen untuk memilih perdana menteri baru.
Jumblatt pernah menjadi sekutu utama mantan perdana menteri Lebanon Saad Hariri. (IRIB/Info Ops)

26 Januari Dalam Lintasan Sejarah



Camp David Ditandatangani
 

Tanggal 26 Januari 1978, perjanjian Camp David ditandatangani oleh Presiden Mesir Anwar Sadat dan Perdana Menteri Israel Menachem Begin. Mediator dari kedua pihak adalah Presiden AS, Jimmy Carter.  

Dalam perjanjian ini, Israel bersedia mengembalikan Gurun Sinai yang didudukinya kepada Mesir sedangkan Mesir secara resmi bersedia mengakui negara Israel.
Ditandatanganinya Camp David oleh Mesir membuat negara-negara Aran dan muslim marah besar dan persatuan Arab melawan Israel menjadi pecah. Mesir pun kemudian diasingkan dari dunia Islam serta banyak negara-negara Arab dan muslim, termasuk Iran, yang memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Mesir.

Voting Parlemen: Saad Hariri Tersingkir, Miqati Unggul

Naqoura (26/1)    Pesiden Lebanon, Michel Sleiman mengakhiri lobinya dengan parlemen untuk merekemondasikan Najib Miqati sebagai perdana menteri negara ini. Pada akhirnya, parlemen mendukung Miqati untuk menjabat perdana menteri dengan 68 suara mendukung. Sementara itu, Saad Hariri, rivalnya hanya mendapat dukungan 60 suara. 

Menyusul berakhirnya lobi Sleiman dengan parlemen untuk merekemondasikan Miqati sebagai perdana menteri Lebanon, media-media massa Arab langsung memberitakannya dan mengulas perkembangan terbaru di Lebanon ini.

Setelah Miqati berhasil mengantongi suara mayoritas parlemen untuk menjabat perdana menteri Lebanon, Michel Sleiman memerintahkan Miqati untuk membentuk pemerintah baru Lebanon. Setelah pemerintah baru Lebanon terbentuk, Miqati akan menjadi perdana menteri resmi negara ini yang diberi mandat langsung dari Presiden Lebanon yang didukung penuh suara mayoritas Parlemen.