Minggu, 06 Februari 2011

Hamas Tolak Terlibat dalam Ledakan di El-Arish

Naqoura (6/2)       Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas), menolak tuduhan Israel soal keterlibatan gerakan ini dalam ledakan yang terjadi pada pipa saluran gas dari Mesir menuju Israel.
Koran trans-regional al-Quds al-Arabi (6/2) melaporkan, Hamas dalam statemennya menyatakan, "Kami menolak segala bentuk keterlibatan dalam berbagai peristiwa yang terjadi di Mesir." 

Ditambahkan pula, "Kecepatan rezim Zionis dalam mengemukakan tuduhan soal keterlibatan Hamas dalam ledakan yang terjadi di wilayah el-Arish, menunjukkan keterlibatan rezim penjahat Zionis yang bertujuan mengacaukan stabilitas Mesir dan merusak hubungan antara Mesir dan Hamas." 

Hamas menekankan bahwa pihaknya menolak segala bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri dan keamanan Mesir. "Kami tidak akan membiarkan tujuan utama yaitu mencapai kebebasan Palestina menyimpang dari jalurnya," tambah Hamas. Hamas balik menuding ledakan di el-Arish itu adalah ulah Israel dan lembaga-lembaga intelijennya. (IRIB/Info Ops)

50 Mahasiswa Indonesia di Mesir Digeledah

Naqoura (6/2)   Sebanyak 50 mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Mesir digeledah dan diperiksa oleh pihak keamanan Mesir pada Sabtu sore waktu setempat. Salah seorang mahasiswa Riau yang saat ini sedang menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Faisal Amri, mengatakan bahwa dirinya di geledah oleh pihak tentara Mesir.
 
"Kecurigaan akan Warga Negara Asing (WNA) yang saat ini ada di Mesir semakin menjadi-jadi, melampaui batas wajar," katanya kepada ANTARA melalui sambungan telepon di Pekanbaru, pada Ahad dini hari.
Beberapa di antara mahasiswa tersebut di antaranya ada yang berasal dari Jawa Tengah dan daerah lainnya di Indonesia. "Dari keseluruhan mahasiswa yang ada. Baru satu persen mahasiswa yang sudah dievakuasi," keluhnya. Diperkirakan masih terdapat sekitar 3.200 mahasiswa asal Indonesia yang masih berada di Mesir.

6 Februari Dalam Lintasan Sejarah

Perang Jepang-Rusia Dimulai
 
107 tahun yang lalu, tanggal 6 Februari tahun 1904, perang Jepang-Rusia dimulai dengan adanya serangan dari tentara Jepang terhadap tentara Rusia yang berpangkalan di Cina. Sebelumnya, pada tahun 1895, Jepang berhasil mengalahkan Cina dan menduduki sebagian wilayah Cina. Perang Jepang-Rusia ini meletus sebagai akibat dari persaingan antara Rusia dan Jepang dalam memperebutkan Korea dan Manchuria. Sebelumnya, pada tahun 1898, Rusia menekan Cina untuk menyewakan pelabuhan Port Arthur yang sangat strategis, di utara Manchuria. Rusia pun kemudian berusaha memperluas wilayah pendudukannya di Manchuria. Di lain pihak, Jepang merasa lebih berhak atas Cina, termasuk Manchuria, karena kemenangannya dalam perang Cina-Jepang pada tahun 1895.