Selasa, 08 Februari 2011

Ini Dia Alasan Mengapa Mubarak Enggan Lengser

Naqoura (8/2)   Terdapat banyak fakta di balik upaya Presiden Mesir Hosni Mubarak mempertahankan kekuasaan dan membayar kaum badui dan para preman untuk menyerang para demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo.
 
Koran The Guardian terbitan Inggris dalam edisi terbarunya (8/2) menulis, Mubarak dan para kroninya telah bertahun-tahun menganggap Mesir bak milik pribadi dan saling berbagai sumber kekayaan negara ini. 

Politik privatisasi secara meluas telah mendatangkan keuntungan melimpah bagi Mubarak dan kroninya dari berbagai sektor. Sekelompok kecil pengusaha menunggangi aset-aset publik dan mendominasi pasar komoditi penting seperti besi, baja, semen, dan kayu. Pada saat yang sama, sektor industri dalam negeri yang dulu menjadi penopang ekonomi negara, semakin hari semakin terkikis. 

Pidato Sekjen Hizbullah Tentang Revolusi Mesir


Naqoura (8/2)    Sekjen Hizbullah Lebanon Sayid Hasan Nasrullah mengatakan, revolusi rakyat Mesir memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perimbangan global dan regional, sebab revolusi ini sebagai peristiwa besar dunia, berdampak pada negara-negara besar dan kawasan. 
 
Sebagaimana dilaporkan IRNA dari Beirut, Sayid Hasan Nasrullah, Senin (7/2) dalam sebuah pidatonya, mengatakan, "Kita sekarang berkumpul dengan sebuah tujuan yang jelas, yaitu menyatakan solidaritas dan dukungan terhadap rakyat dan pemuda Mesir, sebagaimana sebelumnya kita juga mendukung rakyat Tunisia." 

Negeri yang Retak

Naqoura (8/2)     KEKERASAN terhadap kaum minoritas masih saja dipamerkan. Isak tangis anak-anak dan kaum wanita tertimbun oleh sorak kemenangan para perusuh. Pemerintah gagal menjadi pelindung kaum lemah dan malahan hanya menjadi penonton ketika hak-hak kaum minoritas diobrak-abrik.

Lagi-lagi, Jemaat Ahmadiyah menjadi sasaran kekerasan. Pada Minggu (6/2) sekelompok orang menyerang Jemaat Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Pandeglang, Banten. Tiga anggota Jemaat Ahmadiyah tewas, lima orang luka-luka, mobil dan rumah dibakar. Situasi mencekam. 

Militer Israel Desak Tel Aviv Persiapkan Diri Menghadapi Perang Penghabisan


Naqoura (8/2)      Panglima militer Israel mendesak Tel Aviv untuk mempersiapkan diri menghadapi perang besar menyusul gejolak yang muncul di Timur Tengah saat ini. 
 
Kepala Staf Gabungan Militer Israel, Letnan Jenderal Gabi Ashkenazi (7/2) mengatakan, demam revolusi di Timur Tengah, memaksa Israel untuk mempersiapkan diri menghadapi perang penghabisan di sejumlah wilayah. Demikian dilaporkan situs koran Yediot Aharonot.
Menurutnya, persiapan perang itu sangat urgen mengingat hubungan antara para pemain di kawasan. Ia menyebut kecenderungan masyarakat regional untuk bangkit melakukan revolusi sebagai sebuah fenomena radikal. Dikatakannya bahwa kamp para pemimpin moderat Arab telah melemah. (IRIB/Info Ops)

8 Februari Dalam Lintasan Sejarah

Ratu Mary Dipenggal
 
424 tahun yang lalu, tanggal 8 Februari tahun 1587, setelah 19 tahun dipenjara, akhirnya Ratu Mary dari Skotlandia dijatuhi hukuman penggal atas tuduhan terlibat dalam rencana pembunuhan terhadap Ratu Elizabeth Pertama. 

Ratu Mary adalah putri dari Raja James Kelima. Ia sangat berambisi untuk meraih tahta kerajaan Inggris yang saat itu masih dipegang oleh Ratu Elizabeth Pertama. Ia kemudian merencanakan kudeta atas Ratu Elizabeth Pertama, namun gagal dan akhirnya dihukum mati. Setelah Ratu Elizabeth Pertama meninggal tahun 1603, anak Ratu Mary, yaitu Raja James Keenam menggantikannya sebagai raja di Inggris, Skotlandia, dan Irlandia.

Nasrullah Akan Tampil Mendukung Perlawanan Rakyat Mesir

Naqoura (7/2)    Sekjen Gerakan Muqawama Islam Lebanon (Hizbullah), Sayid Hasan Nasrullah, hari ini (7/2) akan menyampaikan pidato mengulas transformasi Mesir dan upaya rakyat negara itu untuk menggulingkan rezim diktator pimpinan Hosni Mubarak. 
 
Fars mengutip keterangan al-Intiqad net melaporkan, berbagai partai, kelompok, dan tokoh nasional Lebanon, mengimbau warga negara ini untuk berpartisipasi dalam menyampaikan solidaritas terhadap rakyat Mesir yang bangkit melakukan perlawanan terhadap rezim otokratis Hosni Mubarak. 

Acara solidaritas itu akan digelar pukul 15:00 waktu setempat di depan hotel Galeria. Dalam acara yang bertujuan mendukung dan memperkokoh muqawama di antara bangsa Arab itu, Sayid Hasan Nasrullah akan berpidato. (IRIB/Info Ops)

Kini Giliran Warga Zionis Gelar Demo

Naqoura (7/2)    Ratusan warga Israel menggelar aksi demo menentang kenaikan harga bahan bakar.
 
Kantor Berita al-Quds mengutip Maan News melaporkan, menyusul ledakan pipa gas Mesir-Israel ekspor gas ke kawasan Palestina pendudukan terhenti dan akibatnya harga bahan bakar di berbagai kota di kawasan pendudukan membumbung tinggi. Kenaikan harga bahan bakar ini membuat ratusan warga Zionis menggelar aksi demo menentang kenaikan tersebut.

Para demonstran dalam aksinya mengutuk strategi petinggi Israel dan menuntut penyidikan kasus ini secepatnya. Pemutusan ekspor gas dari Mesir ke Israel terjadi ketika beberapa hari sebelumnya di wilayah Palestina pendudukan digelar aksi demo menentang kenaikan harga bensin.

Arab Saudi Gandeng CIA, Inggris dan Israel Tumpas Revolusi Rakyat Mesir

Naqoura (7/2)    Berbagai laporan menyebutkan, Revolusi rakyat Mesir saat ini menjadi ancaman terbesar bagi Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat (AS) sepanjang sejarah perpolitikan Negeri Piramida. Kondisi ini pun tidak dapat dibandingkan dengan era perang antara Israel dan Mesir di masa Presiden Gamal Abdel Nasser.
 

Trik Baru Mubarak Bujuk Demonstran

Naqoura (7/2)  Pemerintah Mesir dalam berbagai statemennya berupaya mempengaruhi gerakan perlawanan rakyat. Kairo baru-baru ini menyatakan bahwa kubu oposisi dan penentang pemerintah telah bersedia bekerjasama dengan pemerintah negara ini.
 
Perkembangan terbaru di Mesir menunjukkan bahwa Omar Suleiman, wakil Presiden Hosni Mubarak dalam statemennya mengklaim bahwa pihak-pihak yang berunding telah berhasil mencapai kesepakatan soal proses reformasi termasuk pembentukan komite pengkaji amandemen undang-undang dasar yang akan dibentuk bulan depan.

Perilisan statemen ini menimbulkan reaksi pedas dari kubu penentang penguasa. Para elit kubu anti Mubarak menuding Suleiman melancarkan rencana keji dengan mempropagandakan kerjasama antara oposisi dan pemerintah. Mohammad Misri, anggota Ikhwanul Muslimin menyebut statemen Suleiman masih jauh dari cukup.

Sementara itu, pemerintah Mubarak kemarin (Ahad 6/2) memulai perundingannya dengan kubu anti pemerintah. Perundingan ini berjalan di tengah-tengah penentangan para demonstran di bundaran al-Tahrir. Mereka menegaskan bahwa pihak yang bersedia menemui Suleiman hanya mewakili dirinya sendiri dan bukan wakil rakyat.

Di sisi lain, sejumlah warga Kairo berkumpul di depan gedung pemerintah dan menuntut pemerintah memberikan mereka tempat tinggal. Mereka mengancam akan bergabung dengan para demonstran di bundaran al-Tahrir jika tuntutannya ditolak. (IRIB/Info Ops)

AS Kirim Kapal Perang dan Ratusan Pasukan ke Mesir

Naqoura (7/2)                 Amerika Serikat mengirimkan kapal-kapal perang termasuk satu kapal dengan 800 pasukan, dan berbagai aset militernya ke Mesir.
 
Para pejabat di Washington telah menyatakan bahwa langkah ini dipersiapkan jika suatu saat warga Amerika harus dievakuasi dari Mesir.

Pentagon membantah asumsi bahwa Washington tengah mempertimbangkan intervensi militer di Kairo. Ditegaskan pula bahwa tujuan dari pengiriman armada perang itu semata-mata untuk mengevakuasi warga AS jika situasi di Mesir semakin memburuk.