Naqoura (3/2) Para pendemo tidak akan meninggalkan bundaran Tahrir sebelum Mubarak menyatakan mundur. Kondisi ini memancing pasukan keamanan bersikap brutal menghadapi para pendemo.
Berbagai cara telah ditempuh pasukan keamanan Mesir untuk membubarkan para pendemo. Seperti ditayangkan Televisi Aljazeera secara langsung, para polisi berpakaian preman dikerahkan. Selain itu, suara gemuruh genderang terdengar di bundaran untuk mengacaukan konsentrasi para pendemo.
Tampak juga polisi berpakaian preman menunggagi kuda dan unta untuk masuk ke bundaran Tahrir. Namun langkah itu kemudian diketahui para pendemo. Para polisi berpakaian preman pun harus menghadapi perlawanan sengit dari para pendemo.
Rabu malam, satuan polisi kembali mengingatkan para pendemo supaya meninggalkan bundaran Tahrir, bahkan mengancam akan melakukan pembantaian massal. Menyusul peringatan keras tersebut, para wartawan yang berada di bundaran Tahrir meminta pihak militer supaya mencegah upaya pembantaian massal.
Dilaporkan pula, sejumlah saksi mata menyaksikan sekelompok pengacau melempar bom molotov ke arah museum Mesir yang juga terletak di sekitar bundaran Tahrir. Para pendemo juga merasa heran bahwa sejumlah pihak mempunyai bom molotov. Mereka pun bertanya bahwa siapakah yang menyiapkan bom molotov itu. Para pendemo pun diperingatkan akan penyusupan sekelompok orang yang dilengkapi dengan bom molotov.
Sementara itu, tentara sibuk memadamkan api yang berkobar akibat lemparan bom molotov. Dilaporkan pula, salah satu pusat perbelanjaan di sekitara bundaran Tahrir terbakar. Menyusul serangan membabi-buta pasukan keamanan Mesir ke para pendemo, Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengecam tindakan tersebut. (IRIB/Info Ops)