Naqoura (3/2) Jutaan pendemo terlibat bentrok dengan polisi yang berpakaian preman di kota Kairo pada hari kesembilan aksi protes anti-rezim Mubarak, Rabu (3/2). Sekelompok orang yang kemudian diketahui beridentitaskan polisi menyerang kumpulan pendemo di bundaran Tahrir, Kairo. Bardasarkan laporan tersebut, satuan preman itu berjumlah ribuan.
Polisi yang berpakaian preman juga menembakkan peluru ke arah para pendemo. Sebagaimana dilaporkan Press TV, miminal 15 warga tertembak oleh peluruh pasukan keamanan Mesir. Salah satu di antara mereka dipastikan meninggal dunia akibat tembakan tersebut.
Satuan polisi berpakaian preman juga menggunakan senjata tajam seperti pisau dan pentungan yang digunakan untuk membubarkan para pendemo di bundaran Tahrir. Dilaporkan pula, satuan itu juga melemparkan bom molotov ke arah kerumunan pendemo.
Televisi Aljazeera juga menyiarkan sekelompok orang melemparkan benda-benda keras dan bom molotov dari atas gedung sekitar bundaran Tahrir. Disiarkan pula bentrokan sengit antara para pendemo dan pasukan keamanan yang saling melempar batu dan benda-benda keras. Aksi saling melempar batu itu terus berlangsung hingga malam hari waktu setempat.
Dilaporkan pula, sebuah truk dengan kecepatan tinggi menabrak kerumunan pendemo. Ini adalah di antara tindakan kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Mesir. Selain itu, sejumlah polisi juga sengaja mengenakan pakaian militer untuk menyusup ke tengah kerumunan pendemo. Sebelumnya, militer dalam statemen resminya menyatakan tidak akan menggunakan kekerasan dalam menghadapi para pendemo. Militer yang dinilai bersih oleh para pendemo, sengaja dimanfaatkan polisi dengan berpakaian militer untuk menyerang para pendemo. Meski satuan polisi membabi-buta, tapi para pendemo tidak takut bahkan membentuk tembok manusia untuk menghadang pasukan keamanan yang berupaya menyusup ke bundaran Al-Tahrir.
Televisi Al-Alam dalam wawancaranya dengan para pendemo di bundaran Tahrir melaporkan, para pendemo tetap akan berada di bundaran dalam kondisi apapun. Dilaporkan pula, para pendemo tetap bersikeras meminta Mubarak mundur dari jabatannya.
Menurut laporan terbaru, bentrokan pada hari Rabu menelan ratusan nyawa, sedangkan korban luka diperkirakan mencapai lebih dari seribu orang. (IRIB/ PressTV/Aljazeera/Farsnews/AR/Info Ops)