Naqoura (5/2) Ratusan warga Yordania berkumpul di luar kantor perdana menteri di ibukota, Amman, menyerukan reformasi politik dan ekonomi yang luas dan cepat. Sekitar seribu demonstran berbaris menuju kantor perdana menteri seusai shalat Jumat dan mendesak Marouf Bakhit, PM Yordania yang baru diangkat, untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, Jumat (4/2).
Para demonstran mengatakan bahwa mereka menuntut reformasi pemerintah lebih dari sekedar penunjukan perdana menteri baru. Protes diselenggarakan oleh Front Aksi Islam (IAF), sayap politik Ikhwanul Muslimin Yordania.
Pada hari Selasa, setelah tiga pekan protes anti pemerintah, Raja Abdullah memecat Perdana Menteri Samir Rifai dan menunjuk Marouf Bakhit untuk menempati posisi itu. Raja Abdullah memerintahkan Bakhit untuk mengambil langkah-langkah praktis, cepat dan nyata guna memulai reformasi.
Meski demikian, kelompok oposisi menilai Bakhit bukan seorang reformis. "Kami ingin ada keseriusan pemerintah. Sebuah reformasi sejati. Kami ingin mengambil inisiatif dan menjadi mitra pemerintah dalam membuat keputusan," kata Sekjen IAF, Hamzeh Mansour.
"Kami ingin kebebasan, bukan undang-undang darurat. Kita membutuhkan sebuah pemerintah untuk menangani kemiskinan," teriak para pengunjuk rasa.
Protes itu terjadi sehari setelah Raja Abdullah mengadakan pertemuan langka dengan tokoh kunci Ikhwanul Muslimin di istana kerajaan dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara pemerintah dan oposisi. (IRIB/Info Ops)