Minggu, 06 Februari 2011

6 Februari Dalam Lintasan Sejarah

Perang Jepang-Rusia Dimulai
 
107 tahun yang lalu, tanggal 6 Februari tahun 1904, perang Jepang-Rusia dimulai dengan adanya serangan dari tentara Jepang terhadap tentara Rusia yang berpangkalan di Cina. Sebelumnya, pada tahun 1895, Jepang berhasil mengalahkan Cina dan menduduki sebagian wilayah Cina. Perang Jepang-Rusia ini meletus sebagai akibat dari persaingan antara Rusia dan Jepang dalam memperebutkan Korea dan Manchuria. Sebelumnya, pada tahun 1898, Rusia menekan Cina untuk menyewakan pelabuhan Port Arthur yang sangat strategis, di utara Manchuria. Rusia pun kemudian berusaha memperluas wilayah pendudukannya di Manchuria. Di lain pihak, Jepang merasa lebih berhak atas Cina, termasuk Manchuria, karena kemenangannya dalam perang Cina-Jepang pada tahun 1895. 


Perang antara Rusia-Jepang ini berakhir dengan kemenangan Jepang. Pada bulan September 1905, atas mediator AS, Rusia dan Jepang menandatangani Perjanjian Portsmouth yang berisi penyerahan Manchuria, setengah dari pulau Sakhalin, dan Korea, kepada Jepang. 


Perjanjian Segi Lima Ditandatangani

89 tahun yang lalu, tanggal 6 Februari tahun 1922, konferensi pembatasan senjata internasional yang berlangsung di Washington berakhir dengan ditandatanganinya Perjanjian Segi Lima. Perjanjian ini ditandatangani oleh lima negara peserta konferensi, yaitu AS, Inggris, Perancis, Italia, dan Jepang. Berdasarkan perjanjian ini, penggunaan segala jenis gas kimia, bahan kimia beracun, dan gas pemati rasa dalam peperangan, dinyatakan terlarang. Beberapa tahun kemudian, pada bulan Juni 1925, melalui protokol di Genewa, sebagian besar negara dunia menandatangani perjanjian untuk tidak menggunakan gas-gas pembunuh dalam perang. 

Jenderal Heisser Datang ke Iran

32 tahun yang lalu, tanggal 6 Februari tahun 1979, Jenderal Heisser, utusan khusus AS, tiba di Teheran untuk menyampaikan dukungan AS terhadap panglima-panglima militer rezim Pahlevi dan mempersiapkan kudeta terhadap revolusi Islam. Sebelumnya, setelah kembalinya Imam Khomeini dari pengasingan beliau di Paris pada tanggal 1 Februari, sekitar 35 ribu tentara AS yang berpangkalan di Iran telah kembali ke negeri mereka dan sepuluh ribu sisanya juga tengah bersiap-siap untuk angkat kaki dari Iran. 

Sementara itu, jutaan rakyat Iran mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk mendukung perintah Imam Khomeini yang dikeluarkan sehari sebelumnya, yaitu tanggal 5 Februari, berkenaan dengan pembentukan pemerintahan revolusi Islam Iran sementara. Dalam demonstrasi itu, rakyat Iran juga menuntut mundurnya pemerintahan Perdana Menteri Shapour Bakhtiar.

Ibrahim Mir Fakhrai meninggal Dunia

23 tahun yang lalu, 6 Februari 1988, Prof. Ibrahim Mir-Fakhrai, seorang peneliti asal Iran meninggal dunia. Dia dilahirkan di kota Rasht, Iran Utara. Pada usianya yang ke 16 tahun dia hijrah ke Tehran. Saat munculnya peristiwa Kebangkitan Hutan melawan penjajah asing dan pemerintah diktator Iran, dia kembali ke kota kelahirannya dan berjuang bersama dengan Mirza Kuchek Khan Jangali. Sejumlah buku seperti Sejarah Iran, Panglima Hutan, dan Gilan di Masa Revolusi Konstitusi merupakan sejumlah karya Prof. Ibrahim Mir-Fakhiri.

Ibnu Atsir Jazari Meninggal 

802 tahun yang lalu, tanggal 2 Rabiul Awwal tahun 630 Hijriah, Ibnu Atsir Jazari yang dijuluki Izzuddin, seorang sejarawan, sastrawan, dan ahli hadis besar dunia Islam, meninggal dunia di kota Moshul, Irak. Dia dilahirkan tahun 555 Hijriah di Irak dan melewati umurnya di Moshul, Baghdad, dan Damaskus. 

Sejak usia muda, Ibnu Atsir menuntut ilmu di berbagai bidang agama dari ulama-ulama terkemuka saat itu, di antaranya Khatib Thusi. Karya Ibnu Atsir yang paling terkenal adalah Al-Kamil fit-Tarikh. Di dalamnya dia mencatat kejadian-kejadian penting di dunia hingga tahun 627 Hijriah. Karya Ibnu Atsir lainnya berjudul Usudul Ghabah Fi Ma'rifatis-Shahabah yang terdiri dari tujuh jilid biografi 750 sahabat Rasulullah SAWW.(Info Ops)