Naqoura (7/2) Pemerintah Mesir dalam berbagai statemennya berupaya mempengaruhi gerakan perlawanan rakyat. Kairo baru-baru ini menyatakan bahwa kubu oposisi dan penentang pemerintah telah bersedia bekerjasama dengan pemerintah negara ini.
Perkembangan terbaru di Mesir menunjukkan bahwa Omar Suleiman, wakil Presiden Hosni Mubarak dalam statemennya mengklaim bahwa pihak-pihak yang berunding telah berhasil mencapai kesepakatan soal proses reformasi termasuk pembentukan komite pengkaji amandemen undang-undang dasar yang akan dibentuk bulan depan.
Perilisan statemen ini menimbulkan reaksi pedas dari kubu penentang penguasa. Para elit kubu anti Mubarak menuding Suleiman melancarkan rencana keji dengan mempropagandakan kerjasama antara oposisi dan pemerintah. Mohammad Misri, anggota Ikhwanul Muslimin menyebut statemen Suleiman masih jauh dari cukup.
Sementara itu, pemerintah Mubarak kemarin (Ahad 6/2) memulai perundingannya dengan kubu anti pemerintah. Perundingan ini berjalan di tengah-tengah penentangan para demonstran di bundaran al-Tahrir. Mereka menegaskan bahwa pihak yang bersedia menemui Suleiman hanya mewakili dirinya sendiri dan bukan wakil rakyat.
Di sisi lain, sejumlah warga Kairo berkumpul di depan gedung pemerintah dan menuntut pemerintah memberikan mereka tempat tinggal. Mereka mengancam akan bergabung dengan para demonstran di bundaran al-Tahrir jika tuntutannya ditolak. (IRIB/Info Ops)