Naqoura (14/2) Revolusi rakyat Mesir yang berlangsung selama lebih dari dua pekan di berbagai kota negara ini akhirnya berhasil menamatkan usia rezim diktator pimpinan Hosni Mubarak, yang telah berkuasa selama 30 tahun.
Berikut ini kronologinya:
25 Januari
Warga mulai berdemonstrasi menentang pemerintah yang diikuti ribuan warga di Kairo dan berbagai propinsi lainnya. Demonstrasi yang disebut dengan nama "Hari Kemarahan" itu berlangsung atas permintaan para aktivis Mesir melalui jejaring sosial Facebook.
Empat orang termasuk seorang aparat keamanan tewas dalam bentrokan antara para demonstran dan aparat.
26 Januari
Demonstrasi tetap berlanjut meski Kementerian Dalam Negeri Mesir telah mengeluarkan peringatan menyusul peningkatan jumlah korban tewas mencapai lima orang, dan puluhan cedera. Ratusan orang ditangkap termasuk delapan wartawan dan jurnalis.
Seluruh jaringan internet diputus dalam rangka mencegah tersebarnya berita soal tuntutan reformasi ke seluruh Mesir.
27 Januari
Demonstrasi berlanjut di Kairo dan sejumlah kota besar Mesir selama tiga hari berturut-turut dengan meneriakkan slogan anti-rezim Mubarak.
Bentrokan antara ratusan demonstrasi dan aparat keamanan semakin meningkat. Pasukan anti-huru-hara menggunakan gas air mata dan peluru karet di Propinsi Ismailiyah dan kota Suez.
Ketua Dewan Nasional untuk Reformasi, Mohammad ElBaradei, meminta Hosni Mubarak untuk segera turun. ElBaradei juga menyampaikan kesiapannya untuk memegang kontrol pemerintahan transisi jika Mubarak bersedia turun.
Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menekankan bahwa tindak kekerasan bukan solusi yang tepat untuk kondisi Mesir, dan diperlukan reformasi politik demi menjaga kepentingan rakyat.
28 Januari
- Para pejabat Mesir sebelum dimulainya demonstrasi "Hari Kemarahan, memutus seluruh saluran internet dan mengerahkan pasukan keamanan dalam jumlah besar di Kairo.
- Terjadi bentrokan hebat antara polisi dan para demonstran di kota Suez.
- Tewas dan cederanya puluhan orang serta ditangkapnya ratusan orang dalam demonstrasi yang digelar setelah shalat Jumat di beberapa kota besar termasuk ibukota, Kairo.
- Sejumlah kantor milik partai berkuasa pimpinan Hosni Mubarak, juga dibakar di berbagai kota.
- Barak Obama meminta Mubarak untuk segera mengambil kebijakan kongkret guna merealisasikan reformasi politik dan menghentikan tindak kekerasan terhadap para demonstran.
- Mubarak membubarkan kabinetnya dan membentuk pemerintahan baru.
29 Januari
- Ketua Dinas Intelijen Mesir, Omar Suleiman, diangkat sebagai Wakil Presiden, dan Ahmad Shafiq, yang dulu menjabat sebagai menteri penerbangan sipil, ditunjuk untuk membentuk pemerintahan baru.
- Berlanjutnya demonstasi di Kairo dan kota-kota Mesir paca pidato Mubarak terjadi di saat para demonstran tetap menuntut lengsernya Mubarak. Reuters juga melaporkan bahwa jumlah korban tewas mencapai 68 orang.
- Peningkatan jumlah korban tewas di berbagai wilayah Mesir di hari kelima demonstrasi. Polisi sudah tidak dapat menangani situasi. Personil militer dikerahkan untuk memulihkan kondisi.
- Terjadi pemberontakan di sejumlah penjara Mesir, serta aksi tembak para sipir penjara terhadpa para tahanan. Puluhan narapidana tewas.
30 Januari
- Para warga asing yang berdomisili di Mesir mulai dievakuasi menyusul peningkatan instabilitas.
- Jumlah demonstran di Bundaran Tahrir, Kairo mencapai puluhan ribu orang.
- Menteri Luar Negeri Amerika Serika, Hillary Clinton, menuntut penyusunan perencanaan di Mesir yang tidak menyebabkan kekosongan kekuasaan. Clinton menyatakan bahwa penentuan wakil presiden tidak cukup.
- Mendagri Mesir menginstruksikan penempatan pasukan keamanan di seluruh kota Mesir kecuali di Bundaran Tahrir, Kairo.
- Obama menyatakan mendukung proses peralihan kekuasaan secara damai yang menjawab tuntutan rakyat Mesir.
- Pemerintah Mesir menutup aktivitas jaringan televisi Aljazeera di Mesir dan menutup transmisi sinyal satelit Nilesat untuk program Aljazeera di sebagian kawasan Timur Tengah.
31 Januari
- Hosni Mubarak, menginstuksikan perdana menteri barunya untuk mulai berunding dengan kelompok oposisi dan berupaya menyediakan lapangan kerja baru dan juga untuk mengakhiri inflasi.
- Ketua Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, meminta Mubarak segera berunding dengan kelompok oposisi.
- Mubarak menunjuk wakilnya, Omar Suleiman untuk berunding dengan seluruh kelompok oposisi guna membicarakan amandemen undang-undang dasar dan reformasi dewan yudikatif.
01 Februari
- Lebih dari satu juga warga berdemonstrasi di Bundaran Tahrir mengiyakan tuntutan berbagai kelompok oposisi yang tetap melanjutkan demonstrasi hingga runtuhnya rezim Mubarak.
- Hosni Mubarak dalam pidatonya di televisi bersikeras akan mempertahankan jabatannya namun tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu mendatang. Ia juga menyatakan akan berupaya keras menyerahkan kekuasaan secara damai.
- Sekelompok badui dan para preman bayaran Mubarak, mendadak muncul di Bundaran Talat di dekat Bundaran Tahrir dan menyerang warga yang tengah berdemonstrasi.
02 Februari
- Para demonstran memamerkan demonstrasi akbar di hari Jumat guna memaksa Hosni Mubarak meletakkan jabatannya.
- Sekejen Liga Arab, Amr Moussa, mengatakan akan memikirkan secara serius pencalonan dirinya dalam pemilu presiden mendatang.
- Ketua Parlemen Mesir menyatakan akan melakukan sejumlah perubahan dalam undang-undang dasar. Ia juga mengkonfirmasikan pembekuan seluruh aktivitas parlemen sampai lembaga ini selesai meninjau protes menyangkut pemilu presiden sebelumnya.
- Bundaran Tahrir di Kairo kembali bergolak dan para demonstran menolak meninggalkan bundaran tersebut.
03 Februari
- Kelompok oposisi utama Mesir menolak usulan Perdana Menteri Mesir, Ahmad Shafiq, untuk berunding. Perundingan hanya akan dilakukan setelah Mubarak mundur dan pembentukan pemerintahan persatuan nasional.
- Sekelompok orang bersenjata pro-Mubarak menembaki warga di Bundaran Tahrir. Aparat keamanan Mesir juga menginstruksikan para wartawan agar segera meninggalkan hotel-hotel di sekitar Bundaran Tahrir.
- Omar Suleiman menyatakan bahwa Mubarak dan putranya tidak akan ikut dalam pemilu presiden mendatang. Ia juga menginstruksikan penindakan tegas terhadap para pelaku kerusuhan dan instabilitas di Bundaran Tahrir.
- Mubarak menyatakan bersedia meletakkan jabatannya, namun ia khawatir aksinya ini akan menyeret negara ke dalam instabilitas yang lebih dalam.
04 Februari
- Lebih dari satu juga warga Mesir menggelar shalat Jumat di Bundaran Tahrir, dan khatib shalat menuntut masyarakat untuk tetap bertahan hingga tergulingnya rezim Mubarak.
- Kota Iskandariyah dan sejumlah kota lainnya berkobar.
- Sejumlah kota lainnya juga mengikuti demonstrasi yang berlangsung dahsyat di Kairo dan beberapa kota besar Mesir.
05 Februari
- Para anggota partai berkuasa mengundurkan diri dan Hisam Badrawi ditunjuk sebagai ketua baru partai ini. Adapun jabatan sekjen penentu kebijakan partai tersebut yang sebelumnya milik Gamal Mubarak, diserahkan kepada Sifwat Sharif.
- Delegasi khusus Amerika Serikat, Frank Wisner berkunjung ke Mesir dan menyatakan bahwa dalam kondisi seperti saat ini, Mubarak harus tetap bertahan di kekuasan untuk mengatur perubahan "ideal" dalam proses transisi kekuasaan secara damai. Namun Jubir Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Philip Crowley, menilai pernyataan Wisner itu sebagai pendapat pribadi dan dalam hal ini ia tidak mengkonfirmasikannya terlebih dahulu dengan Washington.
- Panglima Militer Mesir, Hasan al-Rudaini, meminta masyarakat untuk mengosongkan Bundaran Tahrir.
- Mubarak bersidang dengan para menteri ekonomi, perdagangan, dan perminyakan di kabinet barunya.
06 Februari
- Kelompok-kelompok oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin berunding dengan Wakil Presiden, Omar Suleiman.
07 Februari
- Tuntutan pengadilan terhadap Habib al-Adli, mantan menteri dalam negeri Mesir.
08 Februari
- Pengawas hak asasi manusia mengkonfirmasikan tewasnya 300 orang dalam demonstrasi di Mesir.
- Para demonstran memblokade gedung parlemen dan kabinet.
09 Februari
- Dalam bentrokan antara pasukan polisi dan para demonstran di kota al-Kharga, di Propinsi al-Wadi al-Jadid, lima orang tewas dan 100 orang cedera.
10 Februari
- Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir menggelar sidang tanpa kehadiran Hosni Mubarak dan merilis deklarasi nomor satu serta menegaskan bahwa dewan ini akan menggelar sidang secara kontinyu untuk mengontrol kondisi Mesir.
- Sekitar tiga juga demonstran berkumpul di Bundaran Tahrir, di jembatan-jembatan dan tempat-tempat umum menuntut pengunduran diri Mubarak.
- Mubarak merespon tuntutan rakyat dan menyatakan tidak akan mengundurkan diri dari kekuasaan sampai masa tugasnya berakhir, dan menyerahkan wewenang kepada wakilnya Omar Suleiman.
- Omar Suleiman juga berpidato setelah pidato Mubarak. Suleiman berusaha meyakinkan rakyat Mesir bahwa Mubarak berkomitmen untuk melimpahkan kekuasaan secara damai dan bertindak berdasarkan undang-undang dasar. Oleh karena itu, Suleiman berharap agar segera pulang ke rumah mereka masing-masing.
- Para demonstran mengamuk setelah mendengar pidato Omar Suleiman dan Hosni Mubarak. Tekad mereka untuk menggulingkan rezim diktator Mubarak semain membara.
11 Februari
- Jutaan warga Mesir di Kairo dan di berbagai kota berdemonstrasi. Di sisi lain, ribuan orang berarak menuju istana presiden di ibukota. Jumlah demonstran saat menunaikan shalat Jumat mencapai lebih dari juga orang.
- Militer merilis deklarasi nomor dua yang di dalamnya disebutkan kondisi darurat dan berjanji akan mencabutnya setelah situasi kembali normal. Pelaksanaan pemilu bebas dan transparan juga di antara janji-janji militer.
- Omar Suleiman secara mengejutkan mengumumkan pengunduran diri Mubarak dari kekuasaan yang telah dicengkeramnya selama 30 tahun. Seluruh wewenang Mubarak diserahkan kepada militer mesir.
- Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata Mesir merilis deklarasi nomor tiga yang menyebutkan bahwa dewan ini akan menggantikan pemerintahan posisi pemerintahan yang tidak didukung oleh rakyat Mesir.
- Kegembiraan dan suka cita menyelimuti seluruh Mesir dan dunia Arab setelah rezim Mubarak secara resmi terguling akibat perlawanan rakyat Mesir selama 18 hari.(Kompas/Info Ops)