Jumat, 04 Februari 2011

4 Februari Dalam Lintasan Sejarah

Imam Ridha Syahid
 
1229 tahun yang lalu, tanggal 30 Safar 203 Hijriah: Imam Ali bin Musa as atau lebih dikenali dengan Ridha merupakan keturunan dari Rasulullah saw gugur syahid. Imam Ridha lahir pada tahun 148 Hijriah di kota Madinah. Beliau menjadi imam setelah ayahnya Imam Musa Kazim as gugur syahid. Beliau dipanggil Ridha karena sikap rela dan gembira menerima apa yang dikaruniakan kepadanya.

Makmun, Khalifah Bani Abbas pada tahun 200 Hijriah memerintahkan Imam Ridha as untuk pergi ke Marw, yang terletak di tenggara Turkmenistan sekarang yang dulunya merupakan bagian dari Khorasan besar. Meskipun pada lahirnya Makmun melantik Imam Ridha menjadi penggantinya, tetapi sebenarnya dia berniat untuk memperkokohkan pemerintahannya sendiri. Dalam kondisi ini, Imam terpaksa menerimanya.


Kedudukan tinggi ilmu dan spiritual Imam Ridha dan pengaruhnya yang semakin berkembang dalam opini umum secara berangsur-angsur menyebabkan Makmun menjadi takut. Akhirnya Makmun meracuni Imam Reza.
Antara kata-kata hikmah yang dapat dipetik dari kata-kata beliau ialah: "Hamba Allah terbaik adalah mereka yang merasa senang setiap kali berbuat baik dan segera meminta ampunan setiap kali berbuat salah. Mereka akan menyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan kepadanya dan saat dililit masalah mereka tetap bersabar dan tidak murka."

Konferensi Yalta Diselenggarakan
 
66 tahun yang lalu, tanggal 4 Februari tahun 1945, menyusul semakin dekatnya kejatuhan Jerman dalam Perang Dunia Kedua, diadakan Konferensi Yalta di Semenanjung Crimea, Uni Soviet. Peserta konferensi ini adalah Winston Churchill dari Inggris, Joseph Stalin dari Soviet, dan Presiden Roosevelt dari Amerika Serikat. Para peserta konferensi menegaskan kembali kesepakatan yang telah diambil dalam Konferensi Casablanca mengenai penyerahan tanpa syarat Jerman. Selain itu, dalam Konferensi Yalta juga disepakati rencana untuk membagi Jerman ke dalam empat wilayah pendudukan oleh Amerika, Inggris, Perancis, dan Soviet. 

Keputusan penting lain dalam konferensi ini adalah disepakatinya sidang pembentukan PBB di San Francisco pada bulan April 1945 dan kesepakatan tentang adanya hak veto yang dimiliki oleh ketiga negara tersebut dalam Dewan Keamanan yang akan dibentuk dalam organisasi PBB. Namun kesepakatan Yalta dalam beberapa bulan telah bubar dan dimulailah perang dingin antara AS dan Soviet.

Srilanka Merdeka
 
63 tahun yang lalu, tanggal 4 Februari 1948, Srilangka meraih kemerdekaannya dari Inggris dan hari ini dijadikan Hari Nasional Srilanka. Srilanka pada abad ke-16 menjadi jajahan Portugis dan kemudian jatuh ke tangan Belanda. Pada tahun 1798, Srilanka secara resmi menjadi koloni Inggris. Sejak tahun-tahun awal Perang Dunia Pertama, rakyat Srilangka bangkit memperjuangkan kemerdekaan mereka. Akhirnya pada tahun 1931, Inggris terpaksa memberikan hak pilih kepada rakyat dan terbentuklah parlemen Srilanka. Namun, dalam politik luar negeri, Srilangka masih belum sepenuhnya merdeka. Oleh karena itu, rakyat negara ini kembali berjuang sampai akhirnya merdeka penuh pada tahun 1948.

Konferensi Pers Shapour Bakhtiar
 
32 tahun yang lalu, tanggal 4 Februari tahun 1979, lima hari setelah kembalinya Imam Khomeini ke Iran dan menyampaikan keputusan beliau untuk mendirikan pemerintahan sementara yang bertugas untuk mempersiapkan dilaksanakannya referendum, Perdana Menteri Shapour Bakhtiar mengadakan sebuah konferensi pers. Dalam konferensi pers itu, Shapour Bakhtiar berusaha menenangkan rakyat Iran dan membujuk rakyat untuk berpaling dari perjuangan revolusi Islam. Dalam konferensi pers itu, Bakhtiar juga menyatakan tidak akan membiarkan Imam Khomeini mendirikan sebuah pemerintahan sementara. Sementara itu, gelombang demonstrasi semakin meningkat di kalangan rakyat Iran. Satu demi satu pejabat tinggi pemerintah, anggota parlemen, dan pasukan militer mengundurkan diri. Dengan demikian, seruan Shapour Bakhtiar dalam konferensi pers itu tidak mencapai hasil dan secara praktis dia telah kehilangan kontrolnya atas negara.

Sarvar Bakuchi meninggal dunia
 
18 tahun lalu, 4 Februari 1993, Sarvar Bakuchi, yang dikenal dengan nama Sepide Kashani, perempuan penyair kontemporer Iran meninggal dunia di usianya yang ke 56 tahun. Dia dilahirkan di tengah-tengah keluarga yang religius di Kashan, Iran tengah, pada tahun 1936. Sepideh mengenal puisi dari ayahnya. Sejak menginjak umur 32 tahun, dia benar-benar menekuni dunia kepenyairan secara serius. Dengan meletusnya Revolusi Islam Iran 1979, puisi-puisi Sepideh banyak dibaktikan untuk perjuangan revolusi. Sebagian besar puisi-puisinya bertemakan Islam dan revolusi dalam bait-bait yang sederhana. Kupu-Kupu Malam, Tuturan Akrab, dan Manusia Sendirian adalah sejumlah karya puisi Sepide Kashani. (Info Ops)