Naqoura (30/1) Laporan terbaru tentang kondisi di ibukota Mesir, menyebutkan bahwa sejumlah pasukan komando rezim Zionis Israel telah memasuki Kairo untuk menciptakan kekacauan dan mewujukan peluang untuk meneror dan membantai warga Mesir.
Sumber-sumber terpercaya, Ahad (30/1) kepada IRNA mengatakan, dengan pengangkatan Kepala Dinas Intelijen Mesir, Omar Suleiman sebagai Wakil Presiden negara itu, pada dasarnya Presiden Hosni Mubarak telah memberi lampu hijau kepada Israel untuk mengintervensi krisis di negaranya.
Seorang saksi mata dalam kontak telepon kepada wartawan IRNA di Ankara, mengatakan, serangan mencurigakan terhadap pusat-pusat bisnis dan perumahan serta teror atas orang-orang tertentu di Kairo, telah memunculkan kondisi yang tidak jelas. Ditambahkannya, isu ini mulai santer di tengah para demonstran Mesir bahwa anasir-anasir Israel telah menyusup ke tengah warga. Operasi ini bertujuan mengarahkan protes warga ke arah kekerasan dan perang kelompok dan sektarian.
Dilaporkan pula, Mubarak dalam sambungan telepon sepanjang 24 jam lalu dengan para pemimpin Tel Aviv dan Washington, memperingatkan bahwa kejatuhannya akan memberi peluang bagi keruntuhan Israel. Sementara para pejabat Israel dalam berbagai analisa, secara tegas mendukung Mubarak dan menghendaki langgengnya pemerintah diktator Mesir. Mereka menilai kemungkinan tergulingnya Mubarak sama dengan terisolasinya Israel di Timur Tengah.
Koran Washington Post terkait hal ini menulis, "Israel secara intens mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia Arab dan negara-negara tetangganya, terlebih Mesir. Mereka menyamakan peristiwa-peristiwa di kawasan dengan gempa."
Menanggapi transformasi di Mesir, mantan Dubes Israel untuk Turki, Alon Liel juga mengatakan, jika Mubarak lengser, Israel akan terkucilkan di Timur Tengah. (IRIB/Info Ops)