(Lebanon, Rabu 19 Januari 2011)
Entah aku akan memulai dari sisi mana dalam menuangkan kesaksianku ini, yang jelas tulisanku ini sabagai rasa kekecewaan dan amarah yang telah bercampur aduk. Suatu ketika tepatnya hari Minggu tanggal 15 Januari 2011 tepatnya di Mingy Street Naqoura Wilayah Lebanon Selatan saat aku sedang menikmati indahnya pantai kulihat serombongan TNI yang sedang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian dibawah naungan Unifil.
Pada saat itu aku sempatkan untuk mecoba mendekatinya dan akhirnya aku berbincang-bincang ngalor ngidul sebagai pembuka perbincangan. Dari perbincangan awal akhirnya aku ketahui bahwa meraka berencana menghadiri undangan malam apresiasi di Batalyon Malaysia yang juga tergabung sebagai pasukan perdamaian. Sengaja aku meminta turut bergabung dan akhirnya tanpa banyak berfikir panjang jadilah aku satu rombongan dengan pasukan TNI ke Camp nya satgas Malaysia yang berada kurang lebih 2 jam perjalanan dari Naqoura.
Sesampainya di Camp nya Malaysia kami disambut dengan ramahnya oleh bapak-bapak dan ibu-ibu tentara Malaysia. Kami semua dan tamu undangan dari Negara-negara lain yang tergabung dalam pasukan Unifil mengikuti jalannya acara tersebut sebagai malam apresiasi dan malam perpisahan mengingat Malaysia telah memasuki masa akhir penugasan di Lebanon. Hadir pula saat itu duta besar Malaysia untuk Lebanon dan komandan pasukan wilayah barat (Sector West Commanding Officer). Tak luput selama jalannya acara kami dijamu dengan menu masakan yang tinggal di Lebanon baru pertama kali ketemu makanan yang rasanya Indonesia banget gitu loh,…(xixixixi).
Selesai acara pokok dilanjutkan acara malam hiburan berupa penggung prajurit yang menyuguhkan beberapa tema seni budaya. Alangkah kagetnya aku dan teman-teman TNI saat pentas seni season pertama dtiampilkan. Lagu Ebit G. Ade berkumandang yang berjudul ‘Berita Kepada Kawan’, saat itu aku semakin merasa Indonesia terasa ada disini (Lebanon). Ok lah kalau masalah lagu menurutku siapapun bias menyanyikan dan sifatnya internasional seperti kalu aku sedang menyanyikan lagu-lagunya Jhon Lenon saat dikamar mandi,..huahahaaa..
Lebih lanjut mereka menampilkan ‘seni lawak’ gaya Malindo (Malaysia dicampur Indonesia). Untuk seni ini bolehlah kami memaklumi karena masih ada bau nya Malaysia.
Seni berikutnya menampilkan pencak silat yang kami semua waktu itu menilai benar-benar produksi Indonesia asli, Tarian poco-poco dengan gaya tari Indonesia (yang biasanya gerakan itu dilakukan prajurit TNI saat poco-poco), lagunya pun lagu dari Ambon ‘Sajojo’. Meraka menawarkan kepada tamu yang hadir untuk naik ke panggung untuk berjoget bersama dalam tarian poco-poco dan sajojo. Seketika kami marah, naik darah, naik pitam. Sangat sulit kami membendung rasa itu walaupun kami semua akhirnya bias mengendalikan. Kenapa??? Yah, tamu undangan khusunya dari masyarakat sipil (warga local) rupanya mahir sekali menari sajojo dan poco-poco. Aku benar-benar terpaku dan seketika aku mencoba untuk menyakan kepada beberapa tamu undangan dari mana dan siapa yang mengajarkan tarian ini. Jawabnya apa kawan?? Malaysia yang mengajarkan kami ini semua. Setelah itu aku ingin menceritakan kepada bapak-bapak TNI namun tau nggak,..eh aku bingung ternyata tidak ada TNI satupun yang masih ada di dalam ruangan. Mereka meninggalkan acara dan tinggal aku sendiri lalu aku mencoba menyusulnya keluar (di parkiran) dan aku temukan para TNI itu. Sesampainya di parkiran ternyata mereka sedang memperbincangkan sikap dan polah Malaysia. Dari raut dan nada bicaranya aku bias memahami betapa kecewa dan marahnya TNI itu dan perasaan merekapun sebetulnya sama dengan apa yang aku rasakan. Apalagi dalam setiap penampilan prajurit Malaysia tidak luput dari motif ‘batik’ walaupun hanya secuil.
Dalam acara itu sengaja aku tidak abadikan dengan kamera walaupun aku membawanya. Kenapa? Karena dari awal aku sudah tidak ‘care’ lagi dengan penampilannya. Boleh kita tengok ke belakang jauh sekedar untuk mengingatkan bahwa pada ejak era tahun 2000-an banyak bermunculan konflik antara Indonesia dan Malaysia yang notabenenya dua Negara ini adalah Negara yang masih serumpun. Konflik ini berhubungan dengan segala kelicikan dan kecurangan yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia yang banyak menimbulkan reaksi keras dari bangsa Indonesia. Entah kelicikan itu sengaja dibuat-buat atau tidak sengaja ya??? Menurutku kelicikan itu terkesan disengaja,sistematis dan terencana, dan tidak tertutup kemungkinan berbagai kelicikan akan terus dilakukan Malaysia terhadap Indonesia. Dimana hati nurani mu Malaysia???
Lebih lucu lagi negara yang dijadikan sasaran kelicikan adalah Indonesia. Mengapa hal ini terjadi? Hal ini perlu ada jawaban yang jelas. Kita yakin Malaysia telah lama mengamati kelemahan yang ada di Indonesia diantaranya terkait pengamanan perbatasan wilayah Indonesia dan sisi pertahanannya, kualitas SDM, segi ekonomi serta kurangnya rasa cinta tanah air dan rasa nasionalisme yang dimiliki masyarakat Indonesia terhadap Indonesia itu sendiri. Dari efek itu akhirnya banyak asset-asset yang dimiliki Indonesia tidak bisa dijaga dengan baik.
Setelah sekian banyak kelicikan yang Malaysia lakukan tidaklah berlebihan jika kita mengatakan bahwa ini adalah sebuah kejahatan. Emosi dan kemarahan rakyat Indonesia mulai bermunculan di daerah-daerah seperti mengeluarkan aksi protesnya terhadap kejahatan-kejahatan yang Malaysia lakukan. Coba kita cermati lebih dalam bahwa kejahatan Malaysia dilakukan selalu sistematis, terencana, lengkap dengan pelakunya.
Berikut ini catatan tentang beberapa kejahatan Malaysia terhadap Indonesia :
1. Kejahatan yang dilakukan oleh Pemerintah Malaysia dengan merebut Pulau Sipadan dan Ligitan melalui Mahkamah Internasional. Setelah itu berupaya untuk mengincar Pulau Ambalat
2. Kejahatan oleh Penduduk/Masyarakat Malaysia. Banyaknya masyarakat Indonesia yang menjadi TKI di Malaysia menjadi korban kekerasan atau penganiayaan. Mereka disiksa dan dianggap sepertinya binatang yng disia-siakan.
3. Raja Malaysia. Beberapa tahun lalu aku yakin masih teringat dalam benak kalian, banyak mass media mengabarkan bahwa wanita cantik dai Indonesia, Manohara dianiaya oleh Raja Malysia yang tidak lain adalah suaminya sendiri dan akhirnya Manohara bercerai dengan suaminya.
4. Polisi Diraja Malaysia. Poliso Malaysia benar-benar pengecut dan kurang ajar, Pelatih karateka asal Indonesia dikeroyok. Apakah ini citra polisi sesuai dengan doktrin-kepolisian Malaysia ? Selain itu Polisi Malaysia pernah melakukan pemerasan terhadap TKI yang bekerja di Malaysia.
5. Militer Malaysia. Setiap Negara memiliki kedaulatan masing-masing, wilayah territorial dan wilayah perbatasannya dengan Negara tetangga. Tidak luput setiap negarapun memiliki pertahanan militer di wilayah perbatasan negaranya. Berkaitan dengan hal ini meliter Malaysia, sering kali melakukan pelanggaran terhadap perbatasan wilayah Indonesia, mereka seolah-olah meremehkan pertahanan militer Indonesia yang menjaga perbatasan. Tidak hanya itu, hal ini diperparah lagi oleh tingkah pertahanan militer Malaysia yang seperti ngeledek pertahanan militer Indonesia, yang sering kita dengar berita bahwa pertahanan militer Malaysia sengaja bermain kucing-kucingan dengan pertahanan militer Indonesia setiap kali dihalau pertahanan militer Indonesia.. tidak ada ubahnya dari tingkah anak-anak kecil ya??
6. Teroris yang berasal dari Malaysia. Ini lagi, urusan teroris pun berasal dari Malaysia, DR. Azhari dan Noordin M. Top yang Alhamdulillah kini sudah tampias setelah banyak menimbulkan kerugian besar baik materi maupun nyawa rakyat Indonesia.
Kawan-kawan ku tercinta, marilah kita bersama bahu membahu gotong royong untuk sama-sama tingkatkan rasa kecintaan kita terhadap tanah air, rasa nasionalisme, jiwa ksatria dan patriotisme. Jangan sampai anak cucu kita kelak menjadi korban keganasan dan kedzoliman Malaysia, ayo bangun dan berdiri, niatkan setiap langkahmu untuk beribadah melalui jalan ‘bela negara’. Aku rasa hal ini tidaklah begitu muluk-muluk. Dari pada kita didalam negeri rebut sendiri setiap hari, unjuk rasa sana-sini hanya untuk lakukan aksi protes terhadap bangsa sendiri, malu lah jika hal ini menjadi sorotan tetangga sebelah.
Mungkin ini saja kawan rasa keluh kesah pengalaman dan kesaksianku, salam hormat untuk tanah airku tercinta. MERDEKA…!!!!!
Sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2011/01/20/kesaksianku-atas-kelicikan-malaysia-menjual-seni-budaya-indonesia-di-lebanon/ (edisi 20 januari 2011)