Senin, 27 Juni 2011

Lirikan Mata Saudi Untuk Israel Atas Lebanon

Lebanon (27)      Lebanon telah menjadi tempat yang aman bagi para agen mata-mata dan satuan operasi Amerika Serikat, Uni Eropa, Israel, Yordania, dan Arab Saudi. Tujuan utama kehadiran mereka di Lebanon adalah pemberantasan Hizbullah dan aliansinya. 
 
Situs Global Research dalam artikel berjudul, "Perang mendatang Amerika: Suriah atau Lebanon? Perang Anti Blok Muqawama" menyebutkan, Washington dan sekutunya yaitu Israel dan Arab Saudi mengeruk banyak keuntungan dari gerakan penentangan anti-rezim yang terus meluas di dunia Arab. Mereka saat ini tengah mengambil berbagai langkah untuk memberantas gerakan muqawama dan melemahkan tekad rakyat untuk memperjuangkan demokrasi.


Tidak diragukan lagi bahwa Lebanon telah berubah menjadi "surga" bagi para agen mata-mata dan satuan operasi Amerika Serikat, Uni Eropa, Israel, Yordania, dan Arab Saudi.
Pada tahun 2006, dalam bombardir militer Lebanon ke Lebanon, para pejabat Uni Eropa menekankan pemfokusan terhadap pengumpulan informasi tentang gerakan muqawa Hizbullah.
Dalam hal ini, Arab Saudi membantu menghubungkan Israel dengan jaringan mata-mata di Lebanon. Hal ini dapat disaksikan jelas dalam hubungan Sheikh Muhammad Ali Husain, seorang ruhaniwan yang bekerja untuk Israel dan Arab Saudi. 

Di sisi lain, Hizbullah dituding telah menjadi boneka Republik Islam Iran. Hizbullah bersama Iran juga dituding membantu meningkatkan gelombang protes rakyat di negara-negara Teluk Persia khususnya Bahrain dan Arab Saudi di wilayah yang mayoritas berpenduduk Syiah.

Klaim tidak mendasar etnis dan mazhab itu dimanfaatkan oleh mantan perdana menteri Lebanon, Saad Hariri, untuk menyerang Hizbullah dan sekutunya. Hariri juga dengan nada mengolok, menuding Iran mencampuri urusan Bahrain. Tuduhan itu mengemuka di saat Arab Saudi telah mengirimkan pasukan militernya ke Bahrain untuk membantu Manama mempertahankan kekuasaan rezim al-Khalifah.(Info Ops FPC/IRIB)