Lebanon (02/06) Satu Tim Escort dari Satgas Indo FPC melaksanakan pengawalan terhadap Force Commander dalam rangka Tripartite Meeting yang dihadiri oleh pejabat senior Lebanon Armed Forces dan Israel Defences Forces.
Tripartite Meeting kali ini diselenggarakan untuk membahas UN Security Council Resolution 1701 terkait penempatan tanda batas yang jelas pada Blue Lines (perbatasan) dan membahas langkah-langkah keamanan terkait adanya rencana aksi unjuk rasa para pengungsi dari Palestina di wilayah sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Tripartite Meeting kali ini diselenggarakan untuk membahas UN Security Council Resolution 1701 terkait penempatan tanda batas yang jelas pada Blue Lines (perbatasan) dan membahas langkah-langkah keamanan terkait adanya rencana aksi unjuk rasa para pengungsi dari Palestina di wilayah sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Kelompok pengungsi Palestina berencana merencanakan aksi pawai yang dimulai dari gerbang Fatima di dekat perbatasan Israel dengan Lebanon hari Minggu (05/06) untuk memperingati Naksa, atau kekalahan tahun 1967 atas pendudukan Israel. Warga Palestina juga mengkampanyekan rencana tersebut melalui situs jejaring sosial facebook dengan menyerukan seluruh warga Palestina pengungsian melakukan baris di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Tim Escort yang dipimpin Lettu Inf Andy Yuliazi bekerjasama dengan Tim Escort dari 2nd Force Protection Company (Srilanka Company Task Force) dikomandoi oleh Mayor Wiman melakukan pengawalan dari markas utama Unifil di Naqoura Camp hingga tempat diselenggarakannya Tripartite Meeting di UNP 1-32A
Tripartite Meeting sangat penting untuk dilaksanakan demi kelangsungan stabilitas perdamaian di Lebanon, terlebih di tengah meningkatnya suhu politik di Lebanon berkaitan dengan konflik internal salah satunya adalah instistusi aparat keamanan dalam hal ini kepolisisan setempat yang terpecah menjadi dua kubu yakni kubu mantan perdana menteri Saad Hariri dan kubu perdana menteri terpilih Najib Mikati.
Tripartite Meeting sangat penting untuk dilaksanakan demi kelangsungan stabilitas perdamaian di Lebanon, terlebih di tengah meningkatnya suhu politik di Lebanon berkaitan dengan konflik internal salah satunya adalah instistusi aparat keamanan dalam hal ini kepolisisan setempat yang terpecah menjadi dua kubu yakni kubu mantan perdana menteri Saad Hariri dan kubu perdana menteri terpilih Najib Mikati.
Beberapa waktu lalu seperti dilangsir di berbagai media massa lokal bahwa aparat kepolisian kubu Saad Hariri melakukan aksi blokade kantor kementrian telekomunikasi Lebanon dan melarang menteri telekomunikasi memasuki kantornya namun upaya tersebut dapat digagalkan setelah pemerintah Lebanon menurunkan pasukan khusus untuk menangani kerusuhan tersebut.
Selain itu indikasi meningkatnya situasi keamanan yang ditunjukkan dengan adanya ledakan bom di daerah Sidon-Saida Lebanon Selatan yang melukai enam prajurit Unifil dari kontingen Italy serta meluluh lantakkan kendaraan mereka. Hingga saat ini belum ada pihak yang bertanggung jawab atas kejadiat tersebut.* (Goes-Noer/Info Ops)