Selasa, 03 Mei 2011

Kontoversi Tewasnya Osama Bin Laden

Osama di Buang ke Laut?
 
Epik dunia ini memang cukup menarik jika didekati dengan teori konspirasi. Ada banyak kejadian yang membuktikan kebenaran pendekatan ini. Misalnya sejarah Neil Amstrong sebagai manusia pertama yang mendarat di bulan, ternyata terbukti hanya hasil propaganda Amerika melawan Uni Soviet waktu itu dalam perang dingin, yang berhasil mengorbitkan Yuri Gagarin mengitari bumi.

Peristiwa 11 September saja sampai hari ini masih menjadi tanda tanya besar. Runtuhnya Twin Tower WTC seperti hasil dari demolition yang biasa digunakan untuk meruntuhkan gedung bekas. Banyak analisis di internet yang menyebutkan kemustahilan tabrakan pesawat terbang dapat meluluh lantakan gedung WTC. Bahkan jika 10 rudal Tomahawk atau Scud ditembakan ke gedung, pasti hasilnya akan patah atau berlubang sebagian, namun tidak akan runtuh vertikal.


Kasus bom Bali pertama juga masih menjadi tanda tanya. Bagaimana bom karbit 1 mobil bisa menyebabkan lubang cukup dalam dan lebar. Bahkan TNI saja menyanggahnya dengan menguji coba meledakkan TNT yang ternyata efeknya jauh dari dampak yang dihasilkan di kasus Bom Bali pertama. Beberapa pakar bom berpendapat kalau ciri-ciri ledakannya hampir sama dengan bom Micronuclear yang menimbulkan kejutan gelombang listrik yang menyebabkan seluruh listrik padam sesaat sebelum meledak.

Kasus serbuan Obama yang katanya berujung pada kematian Osama, masih cukup banyak menimbulkan tanda tanya. Osama dikabarkan tinggal di sebuah rumah besar yang mirip benteng. Secara kasat mata, intelejen Pakistan yang pro Amerika pasti akan mudah mengendus keberadaan Osama.

Apakah kira-kira kemungkinan kasus ini hasil rekayasa? Ya bisa jadi.

1. Obama saat ini sedang bersiap melakukan kampanye politik untuk pilihan jabatan yang kedua. Harus ada kejadian yang monumental yang bisa dicatat sebagai keberhasilan pemerintahan Obama. Sehingga memang akhirnya ceritanya berjudul Obama vs Osama.

2. Perang di Iraq, Afganistan (dan Pakistan) cukup banyak menguras kocek Negara Paman Sam ini, harus ada entry point bagi Amerika untuk tidak kehilangan muka jika harus meninggalkan Afghanistan. Rekayasa kematian Osama, bisa menjadi alasan bagi Pasukan Amerika bahwa misi mereka sudah tercapai. Mereka akan pulang dengan pesta pora. Amerika belajar dari perang Vietnam yang kalah perang dan pulang dengan wajah tertunduk.

3. Berita terakhir disebutkan bahwa jenasah Osama dibuang ke laut untuk menghindari pengikutnya mengkultuskan dan dikhawatirkan pengikutnya menjadikan kuburan Osama sebagai simbol terorisme. Tetapi cara ini bisa juga sebagai cara bagi Amerika untuk menghilangkan jejak dan barang bukti kematian Osama. Jika ada test DNA Osama, pastilah sangat mudah bagi Amerika untuk merekayasa hasilnya. Justru tindakan membuang jenasah Osama ke laut, akan semakin menguatkan kecurigaan rekayasa ini.

4. Osama sendiri masih misterius. Foto-foto yang beredar tentang Osama ternyata hanya memiliki kemiripan saja. Sedangkan foto Osama yang tampak terluka dan berlumuran darah disinyalir hasil pekerjaan Photoshop atau GIMP.

Kematian Osama antara Nafas Umat Islam dan Kemenangan AS

Semenjak Gedung Pencakar Langit, Word Trade Center (WTC) dihajar pesawat pada tanggal 11 September 2001. Amerika dengan tegas dan tajam langsung meletakan telunjuknya ke hidung Osama. Meski tidak ada informasi akurat apakah pelaku yang memimpin penyerangan menggunakan pesawat itu benar-benar dipimpin oleh Osama. Tapi Amerika sangat yakin akan tuduhannya itu, sehinga menetapkan tanggal itu sebagai hari yang menjadi awal bagi terbukanya permusuhan dengan Osama. Osama dan pengikutnya adalah teroris.

Sebetulnya, semenjak insiden penyerangan pada gedung WTC pun, merupakan pukulan berat bagi umat Islam di dunia (mungkin tidak semua). Dan hal itu ditambah dengan tindakan Imam Samudera Cs yang melakukan pemboman di Kecamatan Kuta, Pulau Bali pada tanggal 12 Oktober 2002. Sehingga semenjak saat itu Umat Islam selalu dicurigai, sering dikaitkan dengan terorisme. Bahkan beberapa orang tidak lagi meletakkan kata teroris pada "Umat Islam", melainkan pada Islam itu sendiri. "Islam adalah teroris", atau "terorisme Islam". Dan hal itu merupakan fitnah yang sangat besar, yang sangat mengancam dan menakutkan untuk sebagian umat Islam melebihi aksi terorime itu sendiri.

Oleh karena itu, aksi terorisme yang terjadi selama dekade ini bukan hanya dirasakan keresahannya oleh rakyat Amerika, tapi bagi umat Islam itu sendiri. Sebab meski bagaimana pun, Osama bukanlah ikon Islam, ia bukan pula gambaran dan ajaran Islam. Osama bukan sandaran kehidupan Islam layaknya Nabi Muhammad yang bisa menjadi tauladan. Begitu pula kasus Bom Bali dan Imam Samudera Cs, tindakannya bukanlah bentuk ajaran Islam. sehingga seperti yang sudah disinggung sebelumnya, aksi penghancuran WTC dan Bom Bali itu sendiri merupakan jerat yang sangat menyesakan dada bagi umat Islam. Sebab setiap kali ada aksi yang "berkonotasi mengancam" bagi kehidupan sosial, lagi-lagi yang sering-dengan tidak mengatakan selalu-dituding adalah Islam.

Jadi, jika berbicara tentang terorisme, ketakutan, ancaman, kecurigaan, dan hal semacamnya, siapakah yang lebih merasakan ketakutannya. Amerika, atau kah umat Islam sendiri.
Di satu sisi-tidak dalam segala hal-Amerika menuduh Islam adalah teroris. Dan di sisi lain, Umat Islam sendiri merasakan hal itu tuduhan yang sangat menyakitkan dan menyesakan kehidupan keberagamaan. Bahkan ketakutannya dan kebebasan nafas Islam begitu serasa terhimpit tudingan itu. Saya jadi ingat suatu kalimat (ayat) yang sering diucapkan. "Fitnah lebih besar dari pada pembunuhan".

Sekarang Amerika bergembira atas kematian Osama, bahkan hal itu dirasakan sebagai bentuk kemenangan. Dan yang jadi pertanyaan, benarkah kematian Osama Bin Laden akan mendinginkan dunia dari kata "terorisme"? Prof. Dr. Amien Rais ketika ditanya persoalan tersebut pada sebuah acara televisi menjawab (TV One, Kabar Malam), "Aksi terorimse tidak akan hilang selama akar terorisme ini tidak dihilangkan."Pertanyaan lain muncul, "Akar terorisme, mungkinkah akan dikaitkan kembali dengan Islam?" (IRIB/Kompasiana/Info Ops)