Naqoura (31/1) Berbagai laporan menyebutkan bahwa Israel telah menyuplai pemerintah Mesir dengan senjata di tengah perlawanan rakyat negara itu menuntut pengunduran diri Presiden Hosni Mubarak.
Laporan tersebut menyusul percakapan telepon antara AS, Mesir dan Menteri Pertahanan Israel mengingat protes anti-pemerintah secara nasional di Mesir hari ini (31/1) telah memasuki hari ketujuh.
Menteri Pertahanan Mesir Mohamed Hussein Tantawi memperingatkan para demonstran yang berani melanggar jam malam.
Pada hari Kamis (27/1), seorang menteri kabinet Israel yang tidak ingin namanya dipublikasikan kepada media Zionis menyatakan bahwa Presiden Mesir, Hosni Mubarak akan mampu memadamkan krisis berkat kecakapan militer kuat. Demikian dilaporkan The Washington Post. "Rezimnya (Mubarak) telah mengakar pada struktur militer dan keamanan," kata menteri Israel itu seraya menambahkan bahwa, mereka harus mengasah kekuatan, berkuasa di jalan dan melakukannya. Mereka (Mesir) cukup kuat untuk mengatasinya.
Pada hari keenam (30/1), para pengunjuk rasa turun ke jalan meskipun militer telah memberikan peringatan keras. Militer Mesir mengancam akan melakukan tindakan keras terhadap siapapun yang melanggar pemberlakuan jam malam di kota-kota besar. Situs Ikhwanul Muslimin melaporkan, Mubarak dilaporkan berulangkali berkunjung markas komando militer dan bertemu dengan para panglima. Setelah kunjungan tersebut, militer menerima instruksi untuk menembak para demonstran dalam upaya melindungi rezim Mubarak. (IRIB/Info Ops0